Kontak Sales Mobil Mitsubishi Purwakarta
Di antara aliran waktu dan bisikan angin pegunungan, Purwakarta menyimpan harmoni antara modernitas dan ketenangan. Sebuah kota yang bernaung di pelukan antara Bandung dan Jakarta, tempat danau-danau bercermin pada langit, dan jalanan sunyi menanti deru mesin masa depan. Di sinilah kami hadir, bukan sekadar menjual mobil—melainkan menawarkan perjalanan. Mitsubishi, bukan hanya kendaraan, melainkan teman setia dalam setiap tikungan hidup.
Jika jantungmu berdetak untuk petualangan, dan langkahmu menari mencari kenyamanan, izinkan kami menjadi pengantar menuju kecepatan dan ketangguhan. Hubungi sales mobil Mitsubishi Purwakarta pada nomor kontak di website ini—karena setiap perjalanan besar selalu dimulai dari sebuah sapaan kecil.
Saat Ini Halaman Web Sales Mitsubishi Purwakarta Sedang Kosong. Jadi Semua Informasi Harga, Promo Dan Lain Lain Di Dalam Web Ini Hanya Sebagai Contoh, Tidak Bisa Jadi Acuan Sampai Ada Sales Mobil Mitsubishi Purwakarta Yang Mengisi Halaman Ini. Jika Anda Adalah Salesnya Dan Ingin Menyewa Halaman Ini Silahkan Hubungi Nomor WA Yang Ada Di Halaman Web Ini.
Raka Pradipta
Sales Counter
Dealer Mitsubishi Purwakarta
Jl. Alamat Dealer Mitsubishi Purwakarta
Telp
0812-7744-xxxx
“Tekan No Telpon Di Atas Untuk Langsung Menghubungi”
WA
0812-7744-xxxx
“Tekan No WA Di Atas Untuk Langsung Chat Melalui WA”
Website
Promo Mitsubishi Purwakarta
Di Purwakarta, kota kecil yang menyimpan nyala di antara bukit dan danau, di mana senja memantul di permukaan Waduk Jatiluhur dan pagi merambat pelan di sela ladang dan pegunungan, Mitsubishi hadir bukan sekadar membawa mesin, tapi ruh perjalanan. Di jalanan lengang menuju Situ Buleud, Xpander melaju seperti syair yang mengalir lembut—membawa keluarga dan tawa dalam kabin yang sunyi dari bising, penuh dari damai. Xpander Cross, lahir dari gen petualang, menyapa perbukitan dengan suspensi yang mencintai tanah dan langit dengan kadar yang sama. Lalu Xforce, angin baru yang datang seperti baris puisi tanpa rima—tangkas, muda, penuh gaya dan tetap mengakar pada kenyamanan. Pajero Sport tidak sekadar mobil, ia adalah metafora dari keberanian, menaklukkan tanjakan, berbicara dengan batu dan lumpur, dan tetap gagah ketika kota kembali memanggil.
Di pasar-pasar pagi, di mana aktivitas dan teriakan jadi lagu rutin, Triton bergerak seperti syair pekerja: kuat, tahan banting, dan setia. L300 masih setia menyusuri gang-gang sempit, menembus pagi dengan muatan penuh harapan. Kini hadir pula L100 EV—diam tapi penuh makna, seperti doa yang dilantunkan tanpa suara, membawa Purwakarta pada masa depan tanpa asap. Canter dan Fighter X berdiri kokoh di balik bisnis yang bertumbuh, mendistribusikan mimpi dari satu kecamatan ke kota lainnya, dari jalur sempit desa hingga lempang jalan nasional. Inilah Mitsubishi di Purwakarta—bukan hanya roda, bukan hanya logam, tapi bahasa gerak yang memaknai setiap langkah, setiap beban, dan setiap mimpi yang ingin diwujudkan.
Harga Mitsubishi Purwakarta
Di Purwakarta—di antara desah angin Waduk Jatiluhur dan bisik sejarah di Taman Sri Baduga—harga bukan sekadar angka, tapi gema dari nilai yang menyesap perlahan dalam nadi kehidupan. Mitsubishi hadir di kota ini bukan dengan gegap gempita brosur yang berterbangan, tapi dengan bisikan tenang yang berkata: “Mari kita mulai perjalanan.”
Xpander, mulai dari tiga ratus juta kurang sedikit, seperti puisi keluarga yang tak pernah selesai ditulis—setiap cicilan adalah bait tentang kenyamanan, setiap roda yang berputar adalah rima dari perlindungan. Xpander Cross, hanya sedikit lebih tinggi dari itu, namun membawa semangat menjelajah Gunung Lembu dan menepi di warung kecil dengan pandangan yang terbuka.
Xforce, lahir dari masa depan, menyapa dengan harga yang menari di kisaran tiga ratus lima puluh juta—ia bukan cuma mobil, ia adalah pernyataan, bahwa desain dan fungsi bisa bersulang dalam satu gerakan. Pajero Sport, sang legenda, berdiri gagah di angka mulai dari enam ratus jutaan—harga dari kekuatan, harga dari jiwa petualang yang tak takut menembus batasan, dari Cikopo ke Sadang, dari kota ke hutan.
Triton, sang kuli jalanan yang elegan, memulai harga di empat ratus jutaan—terjangkau untuk yang kerja kerasnya lebih dari sekadar keringat. L300, si tua yang tetap perkasa, memulai kisahnya dari dua ratus jutaan, dan L100 EV, sang sunyi ramah lingkungan, memulai dari dunia baru yang masih belajar berjalan, di angka yang bersahabat dengan langit bersih.
Canter dan Fighter X—truk yang bukan cuma mengangkut barang, tapi juga beban mimpi pengusaha kecil di Pasar Rebo dan pabrik-pabrik di Ciganea—mereka menyapa dengan harga yang menyesuaikan kapasitas dan keteguhan hati. Inilah Purwakarta, di mana setiap harga bukan hanya soal rupiah, tapi soal bagaimana mobil ini menjadi bagian dari cerita hidupmu.
Foto Penyerahan Unit
“Klik Foto Untuk Memperbesar”
Testimonial Mitsubishi Purwakarta

Ilustrasi By KontakSales.com
1. Ahmad – Bojong, Purwakarta
Aku beli Xpander, bukan karena iklan.
Tapi karena jalan Bojong ke kota selalu panjang,
dan Sales Mitsubishi menyapaku seperti sahabat lama.
Kini aku tak lagi takut hujan—kabin ini hangat,
dan setir ini tahu jalan pulang.
2. Ibu Rina – Ciganea, dekat Pintu Tol
Pajero Sport ini bukan sekadar mobil,
tapi perahu untuk menyeberangi hari-hari sibuk.
Anak-anakku tertidur di kursinya yang empuk,
sementara aku menyetir dengan tenang melewati kemacetan menuju Cikampek.
Terima kasih, Sales Mitsubishi Purwakarta—kau sabar seperti pagi.
3. Kang Wawan – Pasar Rebo
L300 kupilih karena ia tahu cara kerja keras.
Tangannya kuat, punggungnya tegap.
Seperti aku, ia hidup dari subuh sampai sore,
mengantar sayur, harapan, dan nasi untuk anakku.
Sales-nya jujur, nggak neko-neko—dan itu lebih langka dari diskon.
4. Neng Dini – Wanayasa, pinggir danau
Xpander Cross datang seperti puisi yang menjemput.
Di jalan berbatu menuju kebun teh,
ia tak goyah, seperti aku yang kini yakin pada pilihan.
Sales Mitsubishi tak hanya jual mobil,
tapi dengarkan ceritaku seperti lagu yang harus selesai didengar.
5. Pak Darto – Plered, pengrajin keramik
Triton bukan mobil—ia tandu yang mengangkut tanah liat dan impian.
Di tanjakan curam Plered, ia tak mengeluh.
Dan Sales Mitsubishi?
Ia tahu bahwa hidup ini tak bisa dibayar lunas,
maka ia bantu aku cicil dengan tenang.
6. Teh Ayu – Campaka, guru honorer
Xforce kupilih karena ia seperti murid yang selalu penuh semangat.
Lincah, cerdas, dan punya gaya.
Dari rumahku ke sekolah di pelosok,
ia hadir seperti jawaban dari doa-doa yang sempat lupa disampaikan.
Sales-nya sabar menjelaskan—satu-satu, seperti aku ke anak-anak.
7. Pak Ade – Cibatu, pekerja proyek
Fighter X kupilih karena ia tidak banyak bicara.
Ia langsung kerja.
Sales Mitsubishi menemuiku bukan di showroom,
tapi di warung kopi proyek.
Katanya: “Kalau butuh yang bisa angkut beban hidup, ini jawabannya.”
8. Siti – Babakan Cikao, ibu rumah tangga
Xpander ini bukan cuma mobil,
ia ruang doa, tawa anak-anak, dan obrolan suami-istri.
Di jalan menuju swalayan atau antar sekolah,
aku merasa jadi kapten kapal yang gagah.
Sales-nya bantu proses cepat, tanpa repot.
9. Dede – Sukatani, pengusaha muda
L100 EV—mobil listrik, tapi punya nyawa.
Ia sunyi, seperti niatku bangun usaha ramah lingkungan.
Di Purwakarta yang mulai padat,
ia seperti angin yang tidak meninggalkan jejak.
Sales Mitsubishi? Visioner, dan paham arah zaman.
10. Haji Ujang – Darangdan, petani tua
Canter ini bukan barang baru.
Ia teman baru.
Membawa hasil panenku dari kebun ke kota.
Sales-nya datang jauh ke kampungku,
bawa brosur, tapi yang ia bicarakan justru masa depan.
Produk Mitsubishi Purwakarta

Ilustrasi By KontakSales.com
1. Xpander di Purwakarta
Ia lahir dari bisikan lembut jalanan kota kecil,
melaju dari alun-alun ke Cibening tanpa goncangan jiwa.
Xpander adalah ayunan modern di tengah ladang dan kolam ikan,
menawarkan ruang untuk keluarga dan kesunyian yang mahal harganya.
Di Purwakarta, ia tidak cuma mengantar,
ia menemani.
2. Xpander Cross di Purwakarta
Dari lembah-lembah Wanayasa hingga tanjakan Gunung Bongkok,
Xpander Cross tidak bertanya: “Bisa atau tidak?”
Ia langsung berjalan.
Ia bukan SUV biasa,
ia adalah pengembara yang lahir dari tanah dan langit.
Di Purwakarta yang basah oleh embun dan sejarah,
ia adalah kendaraan yang bisa pulang dari mana saja.
3. Xforce di Purwakarta
Ia bukan datang, tapi tiba—
seperti ide baru yang menyelinap ke ruang duduk tua.
Di jalan sempit Kelurahan Nagri Kaler,
ia manuver seperti penari kontemporer: elegan, lincah, penuh percaya diri.
Xforce adalah masa depan yang jatuh cinta pada kota kecil,
ia menyapa dengan gaya,
dan membisikkan revolusi dalam suara elektriknya yang tenang.
4. Pajero Sport di Purwakarta
Ia seperti petualang yang lahir dari tanah merah Sadang,
menyukai lumpur, debu, dan langit terbuka.
Pajero Sport bukan mobil,
ia adalah rimba yang dipadatkan jadi logam—
ia tidak hanya melintasi jalan,
ia mengukur nyali.
Purwakarta hanya titik awal,
ia ingin tanjakan lebih, dan horizon lebih jauh.
5. Triton di Purwakarta
Triton tidak suka banyak bicara.
Ia tahu bahwa pekerjaan dimulai sebelum fajar dan selesai setelah senja.
Di kampung-kampung tani seperti Sukasari,
ia menjadi tulang punggung logistik yang tak pernah tidur.
Triton tidak angkuh—
ia kuat, dan tetap rendah hati.
Ia tahu: menjadi berguna lebih mulia daripada menjadi mewah.
6. L300 di Purwakarta
Ia adalah legenda dari zaman yang belum mengenal aplikasi,
dan tetap hidup di pasar-pasar pagi, di balik terpal dan bau rempah.
L300 adalah kendaraan para pejuang kecil,
yang berdagang dari Babakan hingga Kiarapedes.
Tak lekang, tak lelah,
ia adalah sumbu ekonomi rakyat.
Purwakarta mengenalnya seperti mengenal hujan di bulan Juni—tak selalu datang, tapi dinanti.
7. L100 EV di Purwakarta
Sunyi adalah kekuatannya.
Ia bukan mobil biasa,
ia adalah napas baru di tengah kota yang perlahan tumbuh vertikal.
L100 EV berbisik pada angin Jatiluhur:
“Aku datang bukan untuk cepat, tapi untuk bersih.”
Di Purwakarta yang mulai mengenal listrik sebagai sahabat,
ia melaju seperti doa yang menjelma bentuk.
8. Canter di Purwakarta
Canter bukan mobil pengangkut,
ia adalah syair berat badan yang tetap tegak.
Ia hadir di balik toko bahan bangunan,
di jalur logistik antar-kecamatan,
di tanjakan yang diam-diam curam.
Di tangan supir dari Campaka, ia bukan hanya truk,
ia adalah sahabat yang tak pernah absen di pagi Senin.
9. Fighter X di Purwakarta
Fighter X bukan untuk semua orang.
Ia adalah puisi keras yang harus dibaca dengan suara lantang.
Ia berjalan dari pabrik ke pelabuhan,
membawa besi, kayu, dan cita-cita berat.
Purwakarta mengenalnya sebagai bayangan panjang di jalan raya,
dan sales Mitsubishi memanggilnya bukan dengan promosi—
tapi dengan hormat.
Penutup

Ilustrasi By KontakSales.com
Dan di sini, di ujung halaman yang mungkin kau baca sambil menunggu senja,
kami ucapkan terima kasih telah singgah,
di tempat sederhana yang kami bangun dari roda, mesin, dan niat baik—
tempat di mana mobil bukan sekadar alat transportasi,
melainkan perpanjangan dari harapan,
perjalanan, dan kisah hidup yang belum selesai.
Kami adalah Sales Mitsubishi Purwakarta,
bekerja di kota yang diapit sunyi gunung dan bisik danau,
tempat Waduk Jatiluhur memantulkan langit setiap pagi,
dan Gunung Parang berdiri diam, mengawasi waktu yang lewat.
Kami tinggal di antara jalan-jalan kecil yang tahu setiap tikungan
dan pasar-pasar yang tetap hidup walau hari Minggu datang.
Kami bukan sekadar menjual kendaraan—kami memperkenalkan teman seperjalanan.
Di jalanan Plered yang sempit,
di tanjakan Wanayasa yang menggoda,
di lorong desa Campaka yang sabar dan penuh cerita,
mobil-mobil Mitsubishi telah melintasi dengan tenang,
membawa anak ke sekolah, hasil bumi ke pasar,
dan kadang, hanya membawa sepi yang ingin kau ajak bicara sambil menyetir.
Kami percaya bahwa setiap mobil punya takdir,
dan takdir itu mungkin sedang menunggu di garasimu.
Maka bila kau butuh Xpander yang tahu cara mendengarkan jalan,
atau Pajero Sport yang berani berdialog dengan alam,
atau L300 yang tak pernah menyerah bahkan setelah 1.000 kali perjalanan—
kau tahu ke mana harus datang.
Karena di Purwakarta, kami bukan hanya menjual mobil.
Kami menyiapkan awal dari banyak kemungkinan.
Kami merawat relasi seperti jalan yang harus halus dan kokoh,
dan kami berjalan bersamamu bukan hanya sampai tanda tangan terakhir,
tapi jauh setelah mesin pertama kali menyala.
Terima kasih sudah membaca.
Terima kasih sudah mempertimbangkan.
Terima kasih sudah memberi kami ruang di tengah layar dan mungkin, nanti, di tengah hidupmu.
Sampai jumpa di showroom kami.
Atau mungkin… di tikungan berikutnya.